19 Oktober 2011

Tatkala Takbir Menggema

Assalamu’alaikuuum ya akhi ya ukhti.

Alhamdulillah kita masih dipertemukan dalam nuansa kefitrian lebaran di bulan Syawal tahun ini. Sebuah berkah yang luar biasa karena kita semua berhasil menang di medan pertempuran memerangi hawa nafsu kita di bulan ramadhan yang lalu bukan? Barakallah.

Yap, momen inilah yang biasanya dijadikan ajang maaf-memaafkan sesama keluarga, saudara, teman, guru-guru, dan makhluk Sang Khalik lainnya. Acara halal bi halal mulai marak digelar dimana-mana seusai kandasnya kegiatan buka bersama. THR disebar bagi kalangan yang telah mapan bekerja.Trend model baju-baju baru mentereng di tiap sudut kota.

Namun bukan itulah yang seharusnya kita cari. Idul fitri sering di salah kaprahkan oleh masyarakat. Adalah kesalahan besar apabila Idul Firi dimaknai dengan gaya-gayaan belaka. Apalagi ‘Perayaan kembalinya kebebasan makan dan minum‘ sehingga tadinya dilarang makan di siang hari, setelah hadirnya Idul Fitri akan balas dendam, atau dimaknai sebagai kembalinya kebebasan berbuat maksiat yang tadinya dilarang dan ditinggalkan kemudian. Karena Ramadhan sudah usai maka kemaksiatan kembali ramai-ramai digalakkan.

Idul Fitri sendiri berarti kembali kepada naluri kemanusiaan yang murni, kembali kepada keberagamaan yang lurus, dan kembali dari segala kepentingan duniawi yang tidak Islami.

Kita harus ingat bahwa Hari Raya Idul Fitri merupakan Perayaan umat muslim sedunia yang selalu dinanti-nanti. Idul Fitri seharusnya dimaknai sebagai ‘Kepulangan seseorang kepada fitrah asalnya yang suci‘ sebagaimana ia baru saja dilahirkan dari rahim ibu. Secara metafor, kelahiran kembali ini berarti seorang muslim selama sebulan melewati Ramadhan dengan puasa, qiyam, dan segala ragam ibadahnya harus mampu kembali berislam, tanpa benci, iri, dengki, serta bersih dari segala dosa dan kemaksiatan.

Karena dengan adanya Idul Fitri, jiwa kita kembali suci dan bening. Justru pada waktu inilah kita membutuhkan cadangan hati yang lebih putih, lebih bersih, penguatan iman yang penuh, serta stok keberanian untuk meminta maaf dan memaafkan yang cukup.

Pada tanggal satu syawal pun kita di sunnahkan melaksanakan solad ied. Ada beberapa hal yang dituntunkan Rasulullah SAW terkait dengan pelaksanaanya, diantaranya :

1. Mandi Sebelum sholat Ied
2. Disunnahkan makan saat ‘Iedul Fitri sebelum melaksanakan sholat
3. Memperindah (berhias) Diri
4. Disunnahkan mengambil jalan yang berbeda tatkala berangkat dan pulang
5. Diperbolehkan saling mengucapkan selamat tatkala ‘Iedul Fitri dengan
“taqobbalalloohu minnaa wa minkum”(Semoga Alloh menerima amal kita dan amal kalian) atau dengan “a’aadahulloohu ‘alainaa wa ‘alaika bil khoiroot war rohmah” (Semoga Alloh membalasnya bagi kita dan kalian dengan kebaikan dan rahmat)

Demikianlah Allah menciptakan kenikmatan dan keindahan melalui bulan Syawal yang tak kalah suci ini. Bulan yang penuh ampunan dan maaf. Maafkanlah pula saudara-saudara mu yang pernah sesekali melukai hatimu entah sengaja maupun tidak. Pasti kita berharap kesalahan-kesalahan kita dimaafkan oleh Allah, jadi apa salahnya jika kita yang memaafkan kesalahan orang lain terlebih dahulu? Sehingga Allah ridho pada kita dan mau memaafkan kesalahan kita. Amiiin. (LRB)
Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 komentar

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© 2011 Buletin Karisma :: Berbagi Ilmu Menjalin Ukhuwah
Designed by BlogThietKe Cooperated with Duy Pham
Released under Creative Commons 3.0 CC BY-NC 3.0
Posts RSSComments RSS
Back to top