Selama ini, secara umum, sholat dimaknai sebagai suatu rangkaian gerakan dan juga doa. Tapi dibalik pengertian itu, sejatinya sholat memiliki arti luas bagi sebagian orang yang bisa memaknainya.
Selain sebagai kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap muslim, sholat juga merupakan terapi jiwa. Esensi sholat adalah doa, berdialog dengan Allah secara langsung. Bukan hanya sekadar kewajiban yang wajib ditunaikan.
Sholat bisa menenangkan pikiran dan perasaan bagi setiap muslim yang bisa mendapatkan arti khusyuk dalam sholatnya. Seperti termaktub dalam Qur’an Surat Al Mukminun 1-2, “Telah beruntunglah orang-orang mukmin, yaitu mereka yang khusyuk dalam sholatnya.”
Lalu, bagaimanakah cara mendapatkan ‘khusyuk’ itu??
Sebelumnya penulis ingin men’share’ sedikit pengalaman penulis dalam melaksanakan sholat. Kejadian ini baru saja penulis alami. Tepatnya dalam malam kelima bulan Ramadhan. Waktu itu, penulis akan melaksanakan sholat tarawih di masjid. Kebetulan, imam yang biasanya memimpin sholat tarawih berjamaah sedang ada udzur. Maka, malam itu, sholat tarawih berjamaah dipimpin oleh imam pengganti.
Sebut saja, Bapak Iman. Perawakannya sudah sepuh tetapi di raut wajahnya menyiratkan keteduhan dan ketentraman. Awalnya, para jama’ah menggerutu karena mereka menyangka sholat tarawih kali ini pasti akan berlangsung lama sehingga pekerjaan mereka menjadi tertunda. Termasuk penulis sendiri yang kala itu sedang banyak tugas.
Tetapi, saat sholat isya berlangsung, entah mengapa, suasana sekitar masjid yang awalnya gaduh karena celotehan anak-anak kecil, berubah menjadi tenang. Dan rasanya, dalam diri penulis sendiri, seperti terdapat ketenangan dan seakan lupa dengan semua urusan yang semula menjadi beban pikiran. Kepala hingga pinggang dikendorkan, jatuh laksana kain basah yang dipegang ujungnya dari atas. Fisik dan jiwa seakan ikut tenggelam dan benar-benar mengalir mengikuti gerakan sholat dan untai demi untai ayat. Begitupun seterusnya hingga penghujung sholat witir.
Di akhir sholat witir, Bapak Iman memberikan sedikit ‘siraman rohani’ bagi para jamaah. Berbeda dengan ceramah-ceramah yang biasanya hanya menyampaikan tentang seputar ramadhan, kali ini beliau menyampaikan tentang bagaimana mendapatkan khusyuk dalam sholat. Kira-kira, beginilah isinya…
“Sebenarnya, khusyuk itu mudah. Kita hanya bersiap untuk menerimanya, bukan untuk menciptakannya. Sebelumnya, ada lima tips siap menyambut khusyuk dalam sholat,
1. Membuat diri nyaman dan santai.
Kerjakanlah apa yang ingin anda kerjakan sebelum anda melaksanakan sholat. Jangan menunda-nunda pekerjaan itu hingga pekerjaan itu menjadi beban pikiran. Bersikap rileks, menyiapkan diri kita untuk siap ‘menerima’ karunia khusyuk, karena khusyuk itu diberi bukan kita ciptakan.
2. Berpikirlah bahwa sholat yang akan anda kerjakan adalah sholat yang terakhir kalinya dalam hidup anda
Dengan berpikir demikian, anda akan benar-benar melaksanakan sholat dengan sepenuh jiwa dan dalam kondisi yang sebaik-baiknya.
3. Pilihlah tempat sholat yang tenang
Hendaknya melaksanakan sholat di tempat-tempat yang terhindar dari keramaian sehingga pikiran dapat terfokus.
4. Matikan handphone
Ini yang biasanya menjadi kendala bagi remaja. Seringkali, saat sholat, handphone tidak dimatikan. Sehingga jika berdering sedikit saja, konsentrasi yang sudah tercipta menjadi buyar seketika.
5. Nikmatilah sholat itu
Nikmatilah sholat sebagaimana kamu menikmati makanan berbuka. Sebagaimana anda sedang bertemu dengan seseorang yang sedang anda nantikan. Sebagaimana, anda bertemu dengan orang yang akan memberi anda ketentraman dan kedamaian. Ialah Allah, teman dan sahabat sejati anda. Kekasih anda yang abadi. Dan berpikirlah, bahwa sholat itu menyenangkan, seperti anda sedang menyerahkan laporan nilai ulangan terbaik kepada Ayah anda. Dan percayalah, bahwa dengan sholat, anda bisa mengabulkan apapun yang anda inginkan melalui tiap untai ayat-ayatNya.
Dengan kelima tips diatas, Insya Allah, anda dapat menemuiNya dalam sholat dengan keadaan yang terbaik. Menemui ‘khusyuk’ yang diidam-idamkan oleh setiap muslim. Dan jangan lupa, setelah mengerjakan sholat, renungkanlah apa-apa yang telah anda lakukan hari itu dan memohonlah maaf kepadaNya.”
Kira-kira demikianlah penuturan beliau yang sampai sekarang masih jelas terekam dalam memori penulis. Juga, penulis ingin menambahkan, setelah mengerjakan sholat, mintalah apa yang anda inginkan kepadaNya. Dan berterimakasihlah karena anda masih dapat menemuiNya dalam keadaan yang terbaik.
Subhanallah!! Maha suci Allah. Penulis bahagia bisa merasakan sholat seperti itu. Tidak akan tergantikan dengan uang dan kemewahan dunia lainnya. Sungguh, penulis ingin menemui satu jam itu lagi dalam hidup penulis. Kenikmatan sholat yang di dalamnya terdapat khusyuk. Satu jam yang penuh ketenangan, menemuiNya dengan ikhlas, dan benar-benar berbicara denganNya dengan penuh khidmat. Semoga…
Mudah-mudahan sedikit pengalaman ini dapat menjadi manfaat bagi yang membaca dan mendengar. Selamat menjalankan sholat anda dengan khusyuk. Dan jadikan pertemuan anda denganNya menjadi pertemuan terindah sepanjang hidup anda.
(Fitriana Novani E, X-1)
0 komentar